Kartu Merah Malo Gustro Berujung Pujian. Bek Chelsea, Malo Gusto, menemukan sorotan tajam usai menerima kartu merah dikala melawan Nottingham Forest di lanjutan Premier League. Tekelnya di penghujung laga apalagi dicap selaku yang terbodoh di dunia oleh mantan pemain Everton, Leon Osman.
Gusto diusir oleh wasit pada menit ke- 87 dalam laga yang dimenangkan Chelsea dengan skor 3- 0 itu. Kartu merah ini menaikkan panjang catatan permasalahan indisipliner yang lagi dirasakan oleh The Blues.
Tetapi, timbul 2 pemikiran yang sangat kontras serta bertolak balik terpaut insiden ini. Seseorang pandit mengancam keras aksi tersebut, sedangkan pelatih Enzo Maresca malah membagikan pembelaan.
Maresca secara mengejutkan mengaku sama sekali tidak takut dengan kartu merah tersebut. Dia malah memandang terdapat suatu sisi positif dari pelanggaran yang dicoba oleh bek mudanya itu.

Chelsea memecah kebuntuan di babak kedua
Chelsea wajib bersusah payah buat mengalahkan Nottingham Forest dengan skor 3- 0 di Stadion City Ground, Sabtu( 18/ 10) malam Wib, dalam lanjutan Liga Primer Inggris.
The Blues memperlihatkan performa tidak meyakinkan selama babak awal. Namun mereka beruntung, sebab Forest tidak mengoptimalkan suasana itu dengan baik, sehingga paruh awal ditutup dengan skor kacamata.
Josh Acheampong kesimpulannya memecah kebuntuan pada menit ke- 49 sekalian menghasilkan berhasil perdananya buat Chelsea. Pedro Neto menggandakan keunggulan di menit ke- 52, saat sebelum Reece James menggenapinya pada menit ke- 84 dalam penampilan ke- 200 bersama Chelsea. Tetapi Chelsea mengakhiri laga dengan 10 pemain akibat kartu kuning kedua yang diterima Malo Gusto di injury time.
Kemenangan itu menempatkan Chelsea di peringkat keempat klasemen sedangkan sehabis mengumpulkan 14 poin. Sebaliknya Forest di posisi ke- 17, sebab baru mempunyai 5 angka.
Dicap Tekel Terbodoh di Dunia
Mantan gelandang Everton yang saat ini jadi pandit, Leon Osman, tidak dapat menahan diri buat mengkritik Malo Gusto. Dia tanpa ragu melabeli pelanggaran tersebut dengan istilah yang sangat keras serta menohok.
Osman meyakini kalau manajer Chelsea, Enzo Maresca, tentu hendak sangat marah dengan aksi ceroboh pemainnya itu. Terlebih kartu merah tersebut diterima dikala regu telah unggul dengan aman.
” Pelatih hendak sangat marah dengan kartu merah itu,” ucap Osman kepada BBC Radio 5 Live.
” Bila dilihat kembali, itu merupakan tekel terbodoh di dunia buat dicoba,” lanjutnya.
Pembelaan Tidak Terduga dari Maresca
Berbeda 180 derajat dengan prediksi yang dilontarkan oleh Osman, Enzo Maresca malah menampilkan perilaku yang sangat tenang. Dia secara terbuka mengaku sama sekali tidak takut dengan kartu merah yang diterima Gusto.
Walaupun dia mengakui kalau aksi ceroboh semacam itu sepatutnya dapat dihindari, Maresca memandang terdapat perihal lain yang lebih berarti. Dia lebih memilah buat menyoroti hasrat serta kemauan besar yang ditunjukkan oleh si pemain.
” Namun aku tidak takut. Terdapat sebagian dari Kamu yang bertanya kenapa aku tidak takut,” kata Maresca dalam konferensi pers pasca- laga.
” Kita dapat menghindarinya, pasti saja, namun untuk aku, hasrat dari para pemain itu berarti,” jelasnya.
Baca juga: Modric Sanggup Comeback Setelah Kontrak Selesai?
Tentang Hasrat serta Keseimbangan
Maresca setelah itu menarangkan lebih lanjut tentang filosofi yang dia anut. Baginya, suatu pelanggaran yang berbuah kartu kuning kedua semacam yang dicoba Gusto memanglah tidak terdapat manfaatnya sama sekali.
Tetapi, di balik aksi ceroboh itu, dia memandang Gusto menampilkan hasrat yang membara buat timnya. Kunci utamanya saat ini merupakan gimana menciptakan penyeimbang antara agresi serta kontrol diri.
” Tidak terdapat manfaatnya membuat pelanggaran buat kartu kuning kedua,” ungkap Maresca.
” Namun Malo menampilkan hasratnya. Ini soal penyeimbang, namun kami dapat menjauhi itu, pasti saja,” tambahnya.
Berartinya Gairah di Lini Belakang
Hasrat yang disebut- sebut oleh Maresca tidak cuma nampak dari tekel yang dicoba oleh Gusto. Dia pula memandang gairah seragam dari segala pemainnya di menit- menit akhir pertandingan tersebut.
Si manajer mengaku sangat bahagia dikala mendengar para pemainnya silih berteriak satu sama lain. Mereka menampilkan tekad yang kokoh buat tidak kebobolan serta melindungi clean sheet sampai akhir laga.
” Hasrat para pemain buat tidak kebobolan itu berarti,” kata Maresca.
” Mereka silih berteriak satu sama lain buat tidak kebobolan di sebagian menit terakhir. Itu berarti,” pungkasnya.Coba menangkan hadiah besar paman empire link alternatif terbaik hari ini!

